BUNGKUS MAKANAN, TINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS PROSEDUR (PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF DARI TANOTO FOUNDATION)
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri
Pagi itu siswa-siswi keas VII A SMP Negeri 7 Wonogiri membawa berbagai bungkus makanan. Mereka bukannya membawa sampah ke sekolah, namun bungkus makanan itu ternyata akan digunakan sebagai sumber belajar teks prosedur. Teks prosedur merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada di kelas VII semester 1 pada Kompetensi dasar 3.5 Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dan lain-lain) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa mampu mengidentifikasi teks prosedur dengan menemukan ciri umum dari teks prosedur.
Mengapa anak-anak saya minta membawa bungkus makanan? Karena bungkus makanan merupakan contoh teks prosedur. Di sana terdapat cara pembuatan ataupun cara penyajian. Harapannya, dengan mengamati dan menganalisis langsung bungkus-bungkus tersebut, maka siswa akan menemukan sendiri ciri umum dari teks prosedur. Kalau siswa telah menemukan sendiri konsep tersebut, maka pemahaman akan teks prosedur akan melekat awet di otak siswa sampai kapan pun.
Langkah-langkah pembelajarannya antaralain sebagai berikut. Pertama, siswa berdiskusi pada kelompoknya masing-masing mengamati bungkus makanan yang telah mereka bawa, tentu saja dengan arahan dan dampingan saya selaku guru. Bungkus makanan yang mereka bawa antaralain ada yang indomie, super bubur, dan lain-lain. Ternyata dari bungkus itu ada petunjuk cara pembuatan dan cara penyajian. Itulah prinsip dari teks prosedur.
Kedua, hasil diskusi siswa kemudian ditulis pada Lembar Kerja (kertas manila) yang telah saya siapkan. Pada kertas tersebut, bungkus makanan tadi ditempel kemudian dianalisis ciri-ciri umum dari teks prosedur. Siswa juga saya minta membuat simpulan dari teks prosedur tersebut. Keaktifan dan rasa antusias siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
Ketiga, hasil kerja kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas secara bergantian. Sesekali saya dan siswa lain memberi tanggapan dan masukan. Pada bagian ini, siswa belajar berkomunikasi, belajar mengungkapkan pendapat, dan belajar berbicara di depan kelas. Adalah wajar ketika sesekali mereka marasa grogi, lantas tersenyum malu. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Langkah terakhir kemudian masing-masing kelompok memajangkan karyanya yang berupa LK pengamatan terhadap teks prosedur pada bungkus makanan di tempat yang telah disediakan. Karya mereka ini sekaligus juga menjadi sumber belajar yang dapat menambah wawasan tidak hanya pada sekelompok siswa tetapi seluruh siswa di kelas tersebut. Tidak menutup kemungkinan siswa di kelas lain pun akan ikut melihat dan dapat belajar dari karya ini.Kegiatan presentasi dan pajang karya dapat dilihat pada gambar berikut.
Di akhir pembelajaran, saya mengajak siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dialami hari itu. Ternyata dengan pembelajaran yang demikian, anak-anak merasa senang dan bersemangat. Sumber belajarnya pun tidak sulit untuk didapatkan. Sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna, hanya bungkus makanan saja, ternyata dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Sebelum mengikuti pelatihan program PINTAR dari Tanoto Foundation, saya mengajar cenderung konvensional, hanya menjelaskan kemudian memberi latihan soal dan memberi penilaian hasil ulangan siswa, sudah selesai. Setelah menerapkan konsep pembelajaran aktif dari Tanoto Foundation, saya memiliki banyak strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka antusias dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
LINK DOWNLOAD
https://drive.google.com/file/d/1bg70DQLJHhzyLdsc4J-eKDolHdNXjrib/view?usp=sharing
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
SEMARAK HUT KE 30 SMP NEGERI 7 WONOGRI
Smpn7wonogiri.sch.id (05/10/2024) Tepat pada tanggal 05/10/2024 merupakan hari ulang tahun SMP Negeri 7 Wonogiri ke 30. Perayaan hari jadi atau Dies Natalis ke 30 ini me
REPOSTASE PESERTA DIDIK KELAS VII BERLATIH SENAM PELAJAR PANCASILA
PESERTA DIDIK KELAS VII BERLATIH SENAM PELAJAR PANCASILA Peserta didik kelas VII SMP Negeri 7
MEMAKNAI PAJANGAN KARYA SISWA DENGAN “MASUK”
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd. Guru bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri Sebuah ruangan tanpa papan inf
If you ask well, you teach well
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd. Guru bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri Keterampilan be