MEMAKNAI PAJANGAN KARYA SISWA DENGAN “MASUK”
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd.
Guru bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri
Sebuah ruangan tanpa papan informasi terasa gersang. Para siswa ingin sekali memiliki sesuatu yang dapat dilihat pada dinding di sekitarnya. Melalui papan informasi mereka dapat belajar, menemukan sebuah informasi, terinspirasi, dan menambah perasaan nyaman di dalam kelas. Demikian dikatakan oleh Kimberly Steele seorang guru di Abe Hubert Middle School, Garden City, Kansas.
Rasanya memang sangat beralasan, mengingat kenyataan sekarang banyak sekali ruang-ruang kelas dipenuhi oleh pajangan-pajangan atau hiasan tanpa makna. Kadang “teronggok” sekian tahun tanpa pernah disentuh apalagi berganti wajah. Padahal lingkungan belajar, dalam hal ini perwajahan ruang kelas, sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan dan efektivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) yang menyatakan bahwa penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan salah satunya adalah dengan memajangkan karya siswa. Karya siswa yang dimaksud adalah hasil kerja siswa dalam suatu mata pelajaran. Dengan desain pembelajaran aktif, siswa menghasilkan karya yang bervariasi dan kreatif. Ruangan kelas yang penuh dengan pajangan hasil kerja siswa memberikan kesan bahwa pembelajaran di kelas itu sedang menghasilkan manusia “produsen” (penghasil) bukan “konsumen” (pemakai).
Tanoto Foundation melalui program PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) memaknai pajang karya siswa ini sebagai 5 hal, yakni yang dikenal dengan akronim “MASUK”. Yang pertama adalah Motivasi. Maksudnya adalah pajang karya siswa sebagai sarana untuk memotivasi siswa supaya dapat menghasilkan karya terbaik. Mereka berlomba-lomba untuk memamerkan karya terbaik yang tentu saja akan dilihat oleh guru dan teman-teman yang lain, atau bahkan siapa saja yang berkunjung ke kelas mereka. Yang kedua adalah Apresiasi. Hal ini mengandung maksud bahwa pajang karya siswa merupakan bentuk penghargaan atau apresiasi dari guru terhadap siswa atas jerih payah mereka dalam mengerjakan tugas. Ketika guru memberikan tugas kemudian siswa selesai mengerjakannya maka karya siswa tersebut perlu dihargai, jangan hanya dibiarkan tanpa ada tindak lanjut. Karya siswa perlu dipajangkan agar mereka bangga dan merasa dihargai.
Yang ketiga adalah Sumber belajar. Maksudnya adalah karya siswa yang dipajangkan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Siswa dapat membaca, mengamati, bahkan mengomentari karya yang dipajang. Mereka dapat saling memberi masukan terhadap karya-karya tersebut, tentu saja dengan arahan dan bimbingan guru. Hal ini akan membuat mereka semakin pandai dan kaya akan informasi terkait materi yang dipajangkan dalam karya-karya tersebut. Yang keempat adalah Umpan balik. Maksudnya adalah dengan memajang karyanya, siswa belajar untuk melakukan refleksi atas apa yang telah mereka kerjakan. Yang baik akan dipertahankan dan ditingkatkan, dan yang kurang baik akan diperbaiki di kemudian hari.
Dan yang terakhir adalah Komunikasi. Hal ini mengandung maksud bahwa pajangan karya siswa dapat digunakan sebagai alat atau media komunikasi siswa. Yaitu tampak saat siswa saling memberi masukan dan komentar terhadap karya siswa lain. Interaksi dan komunikasi akan terjalin sehingga pembelajaran aktif akan terwujud.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemajangan karya siswa sangat bermanfaat untuk mengembangkan ruang kelas yang kondusif, mendorong siswa belajar aktif sehingga tujuan pembelajaran dan pengembangan karakter siswa dapat tercapai secara maksimal. Mari warnai kehidupan kelas kita dengan pajangan karya siswa.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
REPOSTASE PESERTA DIDIK KELAS VII BERLATIH SENAM PELAJAR PANCASILA
PESERTA DIDIK KELAS VII BERLATIH SENAM PELAJAR PANCASILA Peserta didik kelas VII SMP Negeri 7
BUNGKUS MAKANAN, TINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS PROSEDUR (PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF DARI TANOTO FOUNDATION)
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri Pagi itu siswa-siswi keas VII A SMP Negeri 7 Wonogiri membawa berbagai bungkus makanan. Me
If you ask well, you teach well
Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd. Guru bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri Keterampilan be